ARTIKEL: YANG MUDA YANG MENYAPA (Remaja Bangga Tahu HIV/AIDS)

Remaja acap dikaitkan dengan predikat “agent of change” yakni pembawa perubahan. Perubahan pada usia remaja diharapakan dapat melahirkan karya-karya luar biasa yang berguna untuk pembangunan ke depannya. Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat per periode waktu mampu menyajikan berita-berita actual dan isu-isu terkini yang menuntut pemfilteran secara bijak oleh remaja yang nantinya berguna untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara.
Salah satu isu kekinian yang terus dihadapi pemerintah pada era modernisasi saat ini yakni kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak. Data statistik Indonesia mencatat per 1 Januari s.d 30 September 2014 pengidap HIV sebanyak 22.869 orang dan positif AIDS sebanyak 1.876 orang. Angka ini terus mengalami peningkatan jika tidak disertai penanganan serius yang dapat menyebabkan bahaya semakin besar pada tahun-tahun berikutnya, ditambah lagi sebagian besar pengidap HIV/AIDS adalah orang-orang yang usianya masih produktif.
“Mencegah lebih baik dan lebih murah daripada mengobati”. Untuk tetap  konsisten pada pernyataan ini, diperlukanlah keikutsertaan dari semua elemen masyarakat baik pemerintah maupun swasta dalam penanganan kasus HIV/AIDS di Indonesia agar tujuan pembangunan nasional dapat terwujud dan terealisasi sebagaimana seharusnya. Masyarakat dan pemerintah sudah seharusnya bergandengan tangan dalam memberi solusi untuk menanggulangi berbagai kasus HIV/AIDS yang terjadi khususnya remaja yang notabenenya sebagai pelopor kemajuan bangsa. Remaja dituntut memiliki bekal pengetahuan dalam mengurangi resiko dan mencegah peluang terjangkitnya penyakit mematikan ini. Hal inilah yang nantinya diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang kreatif, cerdas, dan peduli terhadap sesama.
Dewasa ini, rasa peduli terhadap sesama di kalangan masyarakat sudah mulai menipis. Padahal, banyak cara yang dapat diterjemahkan sebagai makna dari kata peduli. Saling berbagi informasi mengenai hal yang kita tahu, itu saja sudah berarti peduli. Ikut serta memperingati hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember setiap tahunnya, juga  diartikan sebagai peduli. Lantas dimulai darimanakah langkah awal kita untuk dapat dianggap peduli?
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan remaja sebagai wujud pengaplikasian terhadap rasa bangga akan pengetahuannya tentang bahaya HIV/AIDS terkait konteks peduli. Berikut penjabarannya.
1.   Berbagi, dengan mengetahui apa itu HIV/AIDS, bagaimana gejalanya, dan apa saja dampaknya, kita dapat saling bertukar informasi yang berguna. Caranya kita bisa sharing lewat twitter, facebook, ngepost di blog pribadi atau melalui peer group yang pelaksanaan tatap mukanya bisa dijadwalkan.
2.  Bermodalkan pengetahuan mengenai HIV/AIDS, kita dapat berkecimpung dalam organisasi yang aktif menyuarakan dan melakukan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS. Kita dapat memberikan pandangan bahwa bukan orangnya yang perlu dihindari, tapi virusnya. Mengingat saat ini, cenderung pengidap penyakit HIV/AIDSnya yang dikucilkan.
3.  Bekerjasama dengan LSM dalam rangka memberikan keterampilan dasar hidup untuk pengidap penyakit HIV/AIDS.
4.      Menyambut baik program pemerintah dalam membangun tempat-tempat rehabilitasi bagi pengidap penyakit HIV/AIDS.
5.     Selalu introspeksi dan mawas diri agar dalam pergaulan sehari-hari mampu menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak bertanggung jawab.
6.      Menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

7.      Membentengi diri terhadap perbuatan yang tidak senonoh dengan jalan mendekatkan diri kepada Tuhan YME.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANFAATAN APLIKASI VIDEOSCRIBE & KINEMASTER DALAM PEMBUATAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA

PENELITIAN DESKRIPTIF