Kolaborasi Model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Mengenai Materi Energi dan Perubahannya


Kolaborasi Model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Mengenai Materi Energi dan Perubahannya
 di Kelas IV SD Negeri 167 Rejang Lebong

Dewina Cahya Ningsih
dewinacahya@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 167 Rejang Lebong, bertujuan untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar IPA mengenai materi energi dan perubahannya melalui kolaborasi model Inkuiri dengan teknik Snowball Throwing. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari lembar tes dan non tes. Teknik pengumpulan data meliputi dokumentasi dan tes hasil belajar. Data tes dianalisis dengan menggunakan rata-rata nilai dan persentase ketuntasan belajar klasikal. Teknik analisa data meliputi lembar penilaian aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan skor tertinggi untuk tiap butir pengamatan adalah 3 (baik), skor terendah adalah 1 (kurang)

Kata kunci : Inkuiri, Snowball Throwing, aktfitas, hasil belajar.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kata sains berasal dari kata natural science, yang artinya alamiah atau berhubungan dengan alam. IPA merupakan konsep pembelajaran yang fokus kajiannya adalah alam dan proses-proses yang ada di dalamnya. IPA juga mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 13) IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju dan telah terbukti dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi. Akan tetapi di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya. Pendidikan IPA di Indonesia belum mencapai standar yang diinginkan, padahal untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sains yang penting dan menjadi tolak ukur untuk kemajuan bangsa. Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya pendidik yang menerapkan konsep IPA.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman  peneliti dalam mengajar IPA di SD Negeri 167 Rejang Lebong. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa, sehingga tidak heran jika tingkat keberhasilan pembelajaran IPA  masih rendah dengan nilai rata-rata 57,6 dengan ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 64,5%. Siswa mengungkapkan bahwa IPA adalah mata pelajaran yang mengandalkan teknik catat mencatat sehingga menimbulkan kebosanan dan siswa selalu saja dijejali dengan hapalan.
1
Adapun permasalahan yang tampak pada saat proses belajar berlangsung yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar IPA adalah (1) pendekatan pembelajaran yang diberikan kurang sesuai, (2) guru masih mengunakan metode konvensional sehingga suasana belajar terkesan kaku dan terpusat pada guru, (3) proses pembelajaran yang dilakukan cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, (4) guru lebih mementingkan pada penghapalan konsep bukan penekanan pada pemahaman, (5) pemanfaatan lingkungan/alat peraga yang masih kurang dalam mempermudah proses pembelajaran, serta dukungan belajar dari orang tua dan masyarakat rendah. Mengatasi  permasalahan  di  atas,  perlu  dilakukan  pembaharuan  dalam  penerapan model pembelajaran yang nantinya akan mampu mendorong kemampuan siswa dalam berpikir kritis.
Model pembelajaran Inkuiri merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk mengundang siswa menjadi lebih aktif baik dari segi emosional maupun intelektual. Pembelajaran inkuiri mampu membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dengan  menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari sebuah permasalahan. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Sanjaya (2007: 194) yang mengemukakan bahwa model inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang penekanannya pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Agar pembelajaran terasa lebih menyenangkan dan suasana kelas lebih kondusif penerapan model inkuiri ini dapat dikolaborasikan dengan teknik pembelajaran lainnya seperti snowball throwing. Snowball Throwing berasal dari kata Snowball artinya bola salju sedangkan Throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Teknik pembelajaran ini dipandang menyenangkan karena disertai iringan musik selama proses pelemparan bola salju. Siswa yang mendapatkan bola di akhir lagu, berhak mengambil satu lembar pertanyaan dan menjawabnya. Hal ini akan lebih memantapkan pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari.
Berangkat dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik mengambil judulKolaborasi Model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Mengenai Materi Energi dan Perubahannya di Kelas IV SD Negeri 167 Rejang Lebong
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.       
2
Bagaimanakah penerapan kolaborasi Model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing dalam meningkatkan aktivitas belajar IPA mengenai materi energi dan perubahannya di kelas IV SD Negeri 167 Rejang Lebong?
2.        Bagaimanakah penerapan Kolaborasi Model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil belajar IPA mengenai materi energi dan perubahannya di kelas IV SD Negeri 167 Rejang Lebong?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.        Meningkatkan aktivitas pembelajaran IPA melalui Kolaborasi Model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing mengenai materi energi dan perubahannya di kelas IV SD Negeri 167 Rejang Lebong.
2.        Meningkatkan hasil belajar IPA melalui Kolaborasi Model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing mengenai materi energi dan perubahannya di kelas IV SD Negeri 167 Rejang Lebong
D. Manfaat Penelitian
1.    Bagi Siswa
Melalui Kolaborasi Model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing, diharapakan siswa yang sebagai subyek penelitian dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan sehingga mampu meningkatkan kreativitas siswa serta mengembangkan cara belajarnya.
2.    Bagi Guru
Memberikan informasi serta meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan melalui Kolaborasi Model inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing.
3.    Bagi Sekolah
Melalui penelitian ini, penulis dapat memberikan sumbangan informasi kepada sekolah dalam rangka peningkatan mutu proses belajar mengajar, khususnya pada mata pelajaran IPA yang juga berdampak pada meningkatnya kualitas sekolah.

BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA
A.    Hakikat Pembelajaran IPA di SD
1.      Pengertian IPA
Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan instrumen evaluasinya (Hisyam Zaini, 2004: 4). Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan dan sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sri Sulistyorini (2007: 39) yang menyatakan bahwa IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Iskandar (2001: 2). IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA juga merupakan pengetahuan khusus yang memiliki tahapan-tahapan seperti observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18).
4
Pembelajaran IPA di tingkat SD dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara untuk mencari tahu, cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7). Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA adalah cabang ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa alam yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
2.      Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA bertujuan agar siswa: (1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat, (2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari, (5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran lain, (6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari (Sri Sulistiyorini, 2007: 40)
Adapun tujuan pembelajaran IPA di SD berdasarkan kurikulum 2004 yaitu: (1) menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, (2) menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi, (3) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, (4) ikut serta dalam memelihara, manjaga, dan melestarikan lingkungan alam, (5) mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains, lingkungan, teknologi, danmasyarakat, dan menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan (Depdiknas, 2003: 27).
Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan IPA di SD bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep IPA dan keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Pencipta-Nya.
5
 

B.     Kolaborasi Model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing
1.      Model Pembelajaran Inkuiri
Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi atau pengetahuan dengan bantuan guru atau tanpa bantuan guru. Pembelajaran inkuiri membuat siswa untuk bisa mencari dan menyelidiki suatu masalah dengan cara yang sistematis, kritis, logis dan di analisis dengan baik. Sehubungan dengan hal itu, Sanjaya (2007: 194) mengemukakan bahwa model inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Model pembelajaran inkuiri akan membuat siswa lebih banyak berdiskusi untuk memecahkan masalah. Dengan kata lain inkuiri adalah model kerja kelompok yang meminta siswa aktif dalam menemukan suatu konsep ataupun sebuah rumus, berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompoknya, saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab (Kurniawan, 2013).
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menuntut siswa untuk mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban atas masalah yang dipertanyakan melalu penyelidikan. Model ini mengandung respon dari semua orang di dalam kelas dan menempatkan semua siswa ke dalam peran-peran yang aktif secara kognitif. 
6
Pada model pembelajaran inkuiri, guru hanya menjadi fasilitator yang membimbing siswa untuk menemukan permasalahan yang diberikan. Pada model pembelajaran ini, Langkah pertama guru memberikan suatu permasalahan yang harus dipecahkan oleh murid. Langkah yang pertama ini disebut sebagai tahap orientasi. Memberikan masalah, memberikan tujuan dari pembelajaran ini dan sebagainya. Langkah kedua merumuskan masalah. Pada tahap ini siswa mencoba untuk merumuskan masalah dari persoalan yang diberikan guru. Langkah ketiga adalah siswa diminta untuk membuat hipotesis dari permasalahan tersebut. Perumusan masalah bisa mengambil dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan. Langkah keempat adalah mengumpulkan data. Setelah mempunyai hipotesis, siswa diminta untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan yang diberikan. Dalam tahap inilah siswa akan bisa mengembangkan intelektualnya karena siswa diminta untuk berpikir kritis dan analitis. Langkah kelima menguji hipotesis, dalam tahap ini siswa menyesuaikan antara data yang diperoleh dengan hipotesis yang sudah dirumuskan. Sesuai atau tidak, sehingga siswa akan menghasilkan kesimpulan yang tidak hanya melalui argumentasi saja tetapi sudah diuji dengan data yang valid. Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan. Setelah menguji hipotesis dengan data yang diperoleh, siswa akan menarik kesimpulan dan mempertanggungjawabkan hasil yang sudah di peroleh.
Model pembelajaran inkuiri ini memang sangat bagus dikembangkan dalam proses belajar mengejar. Model pembelajaran ini tidak hanya mengedepankan perkembangan intelektual siswa tetapi juga perkembangan emosional dalam memecahkan masalah. Dengan model ini, siswa akan lebih memahami masalah yang diberikan. Hal ini dikarenakan siswa mencari semua data dan menyimpulkannya sendiri. Guru harus berperan aktif dalam diskusi pada akhir pembelajaran. Membenarkan suatu hal yang salah dari yang disimpulkan oleh siswa.
2.      Teknik Snowball Throwing
Snowball artinya bola salju sedangkan Throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Adapun langkah-langkah pembelajaran Snowball Throwing adalah (1) guru menyampaikan materi (2) guru membentuk kelompok kecil (3) guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk mendengarkn penjelasan materi lebih lanjut (4) ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing dan menjelaskan materi yang disampaikan guru ke temannya (5) setiap siswa diminta menuliskan satu pertanyaan tentang materi yang sudah dijelaskan (6) kertas tersebut dibuat seperti bola, kemudian dilemparkan dari satu siswa ke siswa lain dengan iringan sebuah lagu. Saat iringan lagu selesai, siswa yang mendapat bola (mendapat pertanyaaan) diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut. 
3.      Langkah-langkah Pembelajaran Model Kolaborasi Inkuiri dan Snowball Throwing
Secara keseluruhan langkah-langkah pembelajaran kolaborasi model Inkuiri dan teknik Snowball Throwing adalah sebagai berikut.

Kegiatan
Aktivitas
1.      Pendahuluan
Pengelolaan kelas
1.      Melakukan absensi
2.      Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil (Langkah ke-2 Snowball Throwing)


1.      Menyampaikan apersepsi
2.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
3.      Guru merangsang dan mengajak  siswa untuk berpikir memecahkan masalah dengan memberikan pertanyaan, teka –teki, atau permainan. (Orientasi)
2.      Inti
1.     
7
Setiap kelompok merumuskan terlebih dahulu mengenai beberapa hal yang akan dilakukan terkait dengan permasalahan yang telah diajukan oleh guru ataupun yang ada di LKS (Merumuskan Masalah)
2.      Masing-masing perwakilan kelompok maju, mengambil alat peraga yang dibutuhkan, dan mengemukakan apa yang akan mereka lakukan (Langkah ke-3 Snowball Throwing)
3.      Perwakilan kelompok menyampaikan beberapa hal yang akan dibuktikan  dengan alat peraga yang telah diambil (Langkah ke-4 Snowball Throwing)
4.      Siswa diminta menjawab soal terlebih dahulu yang ada di dalam LKS sebelum melakukan praktek. (Merumuskan hipotes)
5.      Guru mengajukan bebrapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa berpikir untuk mencari informasi yang dibutuhkan (Mengumpulkan Data)
6.      Siswa memulai prakteknya dan Guru memantau jalannya praktek (Menguji Hipotesis)
7.      Siswa diminta menarik kesimpulan dari praktek yang telah dilakukan, dan menuliskannya dikolom kesimpulan (Menarik Kesimpulan)
8.      Guru memberikan pembenaran terhadap kesimpulan siswa yang dianggap keliru
9.      Guna memantapkan pemahaman siswa, Masing-masing siswa diminta membuat satu pertanyaan tentang materi yang dipelajari (Langkah ke-5 Snowball Throwing)
10.  Semua pertanyaan dikumpulkan sehingga membentuk seperti bola
11.  Bola yang berisi pertanyaan digulir ke setiap siswa dengan iringan lagu (Langkah ke-6 Snowball Throwing)
12.  Siswa yang mendapatkan bola diakhir lagu, harus menjawab satu pertanyaan yang ada di dalam bola
13.  Guru menanggapi semua jawaban dan pendapat

14.  Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari
15.  Memberikan siswa latihan soal mandiri
3.      Penutup
1.      Memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif selama pembelajaran
2.      Siswa diminta mengerjakan PR/Tugas


BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Arah dan tujuan penelitian tindakan ini yaitu demi kepentingan siswa dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan, (Arikunto, 2004)
B.     Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 167 Rejang Lebong, subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV yang jumlah siswanya 13 orang  yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.
C.    Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang-ulang yang menurut Arikunto (2006) mencakup empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
Pengamatan
SIKLUS II
Perencanaan
SIKLUS III
 









Siklus I
Ada pun tahap-tahap yang akan dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:
1.        Tahap Perencanaan
9
Siklus I ini diawali dengan kegiatan refleksi awal untuk mengidentifikasi masalah. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti melakukan perencanaan siklus I yang meliputi: (a) analisis kurikulum, (b) menyusun silabus, (c) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA  kolaborasi model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing, (e) menyusun lembar pengamatan guru beserta indikatornya, (f) menyusun lembar pengamatan siswa beserta indikatornya, (g) menyusun lembar tes.
2.        Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirumuskan yakni langkah-langkah pembelajaran IPA menggunakan kolaborasi model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing
3.      Tahap Pengamatan
            Kegiatan pengamatan ini dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran. Aktivitas guru dan siswa diamati oleh 2 orang observer. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru 13 aspek dan siswa 13 aspek yang diamati.
4.        Tahap Refleksi
Tahapan kegiatan ini adalah mengkaji dan memproses hasil data yang didapat saat melakukan pengamatan tindakan. Hasil data tersebut berupa penilaian proses (hasil pengamatan guru dan siswa) dan hasil tes. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi dan hasil refleksi digunakan sebagai pedoman untuk menyusun rencana
Siklus II
1.        Tahap Perencanaan
            Siklus II ini merupakan tindak lanjut untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: (a) analisis kurikulum, (b) menyusun silabus, (c) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA  kolaborasi model Inkuiri dengan Teknik Snowball Throwing, (d) membuat alat peraga  (e) menyusun lembar pengamatan guru beserta indikatornya, (f) menyusun lembar pengamatan siswa beserta indikatornya, (g) menyusun lembar tes.
2.        Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirumuskan dan diperbaiki (hasil refleksi siklus 1).
3.      Tahap Pengamatan
10
            Kegiatan pengamatan ini dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran. Aktivitas guru dan siswa diamati oleh 2 orang observer. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru 13 aspek dan siswa 13 aspek yang diamati.
4.      Tahap Refleksi
Tahapan ini kegiatannya adalah mengkaji dan memproses hasil data yang didapat saat melakukan pengamatan tindakan. Hasil data tersebut berupa penilaian proses (hasil pengamatan guru dan siswa) dan hasil tes. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi dan hasil refleksi digunakan sebagai pedoman untuk menyusun rencana pembelajaran siklus selanjutnya, apabila belum tercapai keberhasilan pada siklus II ini.
D.    Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar non tes dan lembar tes yang meliputi lembar pengamatan guru, lembar pengamatan siswa.
E.     Teknik pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data meliputi pengamatan langsung, dokumentasi dan tes hasil belajar. Sedangkan teknik analisis data meliputi lembar penilaian aktivitas guru, aktivitas siswa yaitu skor tertinggi untuk tiap butir pengamatan adalah 3 (baik), skor terendah adalah 1 (kurang)
F.     Data Hasil Tes
Untuk menghitung hasil belajar menggunakan rumus sebagai berikut:
a.       Nilai rata-rata
           =
Keterangan
 = jumlah nilai yang diperoleh
=  nilai rata-rata
N =  jumlah siswa                                           (Sudjana, 2009: 109)
b.      Ketuntasan belajar klasikal
            KB =  x 100 %
Keterangan
KB= ketuntasan belajar klasikal
NS= jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 70
N= jumlah siswa
11
 

G.      Indikator Keberhasilan Tindakan
Indikator keberhasilan aktivitas pembelajaran model kolaborasi inkuiri dengan teknik Snowball Throwing yaitu:
1.        Aktivitas Guru
Tabel  3.1. Interval Kategori Penilaian Aktivitas Guru
No.
Interval
Kategori
1
1321
Kurang
2
22 – 30
Cukup
3
3139
Baik

2.        Aktivitas Siswa
Tabel  3.2. Interval Kategori Penilaian Aktivitas Siswa
No.
Interval
Kategori
1
1321
Kurang
2
22 – 30
Cukup
3
3139
Baik

3.        Hasil Belajar Pendidikan IPA model kolaborasi inkuiri dengan teknik Snowball Throwing
a.       Ranah kognitif
Jika nilai rata-rata kelas minimal 7,0.
Jika ketuntasan belajar klasikal tercapai 85% dan meningkat setiap siklus. (Depdiknas, 2006)








12
 

BAB IV
JADWAL PENELITIAN


JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
TAHUN 2017


No.

Kegiatan
Bulan
Agustus
September
Oktober
Minggu Ke
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1.
Persiapan

8
15













2.
Prasiklus




22











3.
Pelaksanaan


















Siklus 1





29
5









Siklus 2






12
19








Tes Akhir








26







4.
Pengolahan Data










3
10



5.
Pelaporan Hasil Akhir dan Revisi












17
24



DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 1998. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta:
            Universitas Terbuka

Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
            Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
            Jakarta: Rineka Cipta
Budi, Kurniawan. 2013. Model Pembelajaran Inkuiri. Diunduh dari
            http://kurniawanbudi04.wordpress.com pada Tanggal 6 Agustus 2016
Depdiknas. 2003. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
            Jakarta: BSNP

Depdiknas. 2004. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
            Jakarta: BSNP

Depdiknas Suyitno. 2002. Pembelajaran IPA. Jakarta: Depdikbud

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
            Bumi Aksara

Iskandar. 2001. Pendidikan Pengetahuan Alam. Jakarta:
            Depdikbud Dirjen Dikti P3GSD

Sanjaya, Wina 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.  
           Jakarta: PT Kencana
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung:
            Remaja Rosdakarya

Sulistyorini, Sri. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam
           KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana

Zaini, Hisyam. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
            CTSD Edisi Revisi 2007

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANFAATAN APLIKASI VIDEOSCRIBE & KINEMASTER DALAM PEMBUATAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA

REVOLUSI INDUSTRI 4.0