PENERAPAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA MONIKA DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


PENERAPAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA MONIKA DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS
DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI
KELAS VI SD NEGERI 167 REJANG LEBONG
Dewina Cahya Ningsih
SDN 167 Rejang Lebong, Bengkulu; dewinacahya@gmail.com

Abstrak: permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya aktifitas dan hasil belajar matematika. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas pembelajaran dan hasil belajar Matematika melalui model Inkuiri berbantuan media MONIKA. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari lembar tes dan non tes. Teknik pengumpulan data meliputi dokumentasi dan tes hasil belajar. Data tes dianalisis berbantuan rata-rata nilai dan persentase ketuntasan belajar klasikal. Teknik analisa data meliputi lembar penilaian aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan skor tertinggi untuk tiap butir pengamatan adalah 3 (baik), skor terendah adalah 1 (kurang). Analisis data menunjukkan bahwa Penerapan model Inkuiri berbantuan media MONIKA mampu meningkatkan aktifitas pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 167 Rejang Lebong.

Kata kunci: Inkuiri, MONIKA, aktifitas pembelajaran, hasil belajar.
                                                           
Abstract: The problem in this research contents is about the low of learning activity and study result of mathematic. The purpose of this research is to enhance the student’s learning activity and study result by inquiri model with MONIKA in  in SDN 167 Rejang Lebong. The kind of this research is classroom action research which was conducted in two cycles. Every cycle have  4 step is planing, implementation, observation, reflection. The research instrument  that had been used test and non test.  Technic collecting data used documentation and test of study result. The analise data by average value and percentation of classical study result. Technic analise by teacher activity sheet and student activity sheet with scorring 3 for good category and 1 for less category. Based on the result,  the implementation inquiry model with MONIKA can increase learning activity and study result in  in SDN 167 Rejang Lebong. 

Key Word: Inquiri, MONIKA, learning activity, study result.

PENDAHULUAN
Matematika merupakan bidang studi yang memiliki peranan penting dalam pendidikan, sehingga mata pelajaran Matematika sering disebut ratunya ilmu. Bagi siswa SD, Matematika berguna untuk kepentingan hidup dalam lingkungannya, mengembangkan daya berfikir siswa yang logis, analitis, sistematis, kritis, dan untuk mempelajari imu-ilmu yang lain (Karso, 2004: 15).
Selama ini terbentuk kesan umum bahwa Matematika merupakan bidang ilmu yang sulit dan kerap sekali ditakuti peserta didik dan nyatanya benar, terbukti bahwa banyak sekali siswa yang tidak menyukainya. Padahal, unsur-unsur matematika itu selalu menyertai kita dalam kehidupan sehari-hari. Bisa jadi, hal ini disebabkan oleh pengkondisian kelas yang kurang, cara penyampaian yang monoton, dan penggunaan metode yang tidak tepat, sehingga tujuan yang ingin dicapai tidak terealisasi.
Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung  sangat berdampak pada hasil belajar. Kondisi pembelajaran yang menyenangkan dapat memungkinkan siswa untuk mengembangkan potensi dalam dirinya sehingga mendapat pembelajaran yang berharga baik dari segi pengetahuan, nilai maupun psikomotorik.
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990: 56), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut; (1) Kepuasaan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinstik pada diri siswa. Artinya siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai. (2) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk prilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. (3) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komperhensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah efektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku. (4) Kemampuan siswa mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses usaha belajarnya.
Pada pembelajaran Matematika, hal pertama yang dilakukan agar siswa memahami materi yang disajikan, perlu adanya langkah-langkah seperti penanaman konsep dasar, pemahaman konsep atau pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami konsep Matematika (Heruman, 2012: 2). Guru dituntut harus menguasai teknik-teknik penyajian. Dengan begitu aktifitas dan hasil belajar yang baik dapat terwujud.
Pembelajaran Inkuiri hadir sebagai model pembelajaran yang dipandang mampu menanamkan konsep dasar matematika. Karena dengan Inkuiri, siswa didorong aktif untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan konsep/prinsip untuk diri mereka sendiri. Hal ini serupa dengan pendapat Sanjaya (2007: 194) yang mengemukakan bahwa model Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang penekanannya pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Agar suasana pembelajaran di kelas terasa lebih hidup dan pemahaman akan konsep dasar yang diajarkan lebih mantap, maka penerapan model Inkuiri ini dapat dibantu dengan penggunaan media. MONIKA adalah singkatan dari Monopoli Matematika yakni media Matematika yang diciptakan sendiri dari kertas warna-warni, lem, karton padi, dan dadu yang di atasnya berisi soal-soal terkait materi yang diajarkan.

TEORI DASAR
A. Pengertian Pemahaman Konsep

Pemahaman akan konsep dasar menjadi titik acu atau hal yang sangat penting dikuasai oleh siswa selama proses pembelajaran. Oleh karena itu sebelum membahas tentang pengertian pemahaman konsep terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian pemahaman. Menurut Benyamin, (dalam Yolis U. Domili) menyatakan bahwa pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Sedangkan konsep diartikan sebagai ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan sekumpulan objek. Selanjutnya dipertegas oleh Sumiati dan Asra (2009: 56) bahwa konsep adalah hasil penyimpulan tentang suatu hal berdasarkan ciri-ciri yang sama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam menemukan, menjelaskan, dan menafsirkan konsep-konsep berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri bukan sekedar menghapal.

B.  Model Pembelajaran Inkuiri

Model Inkuiri merupakan model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi atau pengetahuan dengan bantuan guru atau tanpa bantuan guru. Pembelajaran inkuiri membuat siswa untuk bisa mencari dan menyelidiki suatu masalah dengan cara yang sistematis, kritis, logis dan di analisis dengan baik. Sehubungan dengan hal itu, Sanjaya (2007: 194) mengemukakan bahwa model inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Model pembelajaran Inkuiri akan membuat siswa lebih banyak berdiskusi untuk memecahkan masalah. Dengan kata lain inkuiri adalah model kerja kelompok yang meminta siswa aktif dalam menemukan suatu konsep ataupun sebuah rumus, berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompoknya, saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab (Kurniawan, 2013).

Model Inkuiri terdiri dari beberapa langkah; (1) guru memberikan rangsangan kepada siswa dengan pertanyaan, masalah, teka-teki, dan permainan. (2) merumuskan masalah dari persoalan yang diberikan guru. (3) siswa diminta untuk membuat hipotesis dari permasalahan tersebut. (4) mengumpulkan data. (5) menguji hipotesis, dalam tahap ini siswa menyesuaikan antara data yang diperoleh dengan hipotesis yang sudah dirumuskan. Sesuai atau tidak, sehingga siswa akan menghasilkan kesimpulan yang tidak hanya melalui argumentasi saja tetapi sudah diuji dengan data yang valid. (6) menarik kesimpulan dan mempertanggungjawabkan hasil yang sudah di peroleh.

Model pembelajaran ini tidak hanya mengedepankan perkembangan intelektual siswa tetapi juga perkembangan emosional dalam memecahkan masalah. Melalui  model ini, siswa akan lebih memahami masalah yang diberikan. Hal ini dikarenakan siswa mencari semua data dan menyimpulkannya sendiri. Pada akhir pembelajaran guru berperan dalam membenarkan suatu hal yang salah dari yang disimpulkan oleh siswa.
C.  Media pembelajaran MONIKA

Media pembelajaran merupakan seperangkat alat yang disusun atau dihimpun guna membantu siswa menemukan konsep pembelajaran yang akan dipelajari. Dengan bantuan media pembelajaran, diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan serta melatih anak untuk terbiasa mengerjakan soal-soal yang terkait.
Serupa dengan hal di atas, Desi (2014) menyatakan bahwa media pembelajaran berupa media adalah perantara dalam proses pembelajaran yang berfungsi untuk menanamkan sebuah konsep sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Lebih lanjut, penggunaan media juga dikemukakan oleh (Sutrisno & Nurul, 2014; Etyn, 2014; Sunoko dkk, 2012)
Dalam pembuatan alat peraga MONIKA diperlukan alat dan bahan yakni gunting, carter, penggaris, karton padi, karton putih, kertas origami, double tip, lem kertas, dadu, uang mainan, gabus, dan pion.
Langkah-langkah pembuatan MONIKA yakni.
1.    Membuat desain gambar monopoli sesuai rencana (18 kotak dengan sisi sama panjang masing-masing 8 cm)
2.    Potong karton padi sesuai ukuran yang diinginkan
3.    Potong kertas warna menjadi bentuk persegi dengan panjang sisi 8 cm
4.    Tempelkan kertas warna di atas karton padi yang sudah digunting (karena di dalam monopoli terdapat kartu kesempatan dan dana umum maka aturan penggunaan kertas warnanya tidak sembarangan, misal kartu kesempatan berwarna merah dan kartu dana umum berwarna hijau dan kotak yang lain berisi soal-soal tekait operasi hitung bilangan bulat serta elemen-elemen lainnya seperti Start, Free Parking, Go To Jail, yang di letakkan di setiap sudut bagian monopoli matika.
5.    Potong gabus dengan bentuk yang sama seperti bentuk pada karton padi
6.    Tempelkan MONIKA yang telah jadi di atas gabus menggunakan lem kertas
7.    Pasang list pada setiap kotak. List yang dimaksud adalah pertanyaan serta hadiah yang didapat jika pemain mampu menjawab soal yang tertera di MONIKA
8.    Terakhir, yaitu pengecekkan kembali apakah MONIKA yang sudah dibuat siap untuk digunakan.
Cara penggunaan MONIKA yakni.
1.    Sebelum bermain, setiap pemain mendapat uang dari BANK dengan rincian sebagai
berikut: Rp 100.000 @ 1lembar, Rp 50.000 @ 1 lembar, Rp 10.000 @ 1 lembar, Rp 5.000 @ 1lembar, Rp 1.000 @ 1 lembar
2.  Permainan dimulai dengan melemparkan dadu. Apabila seorang pemain memperoleh angka dadu tertinggi dari lawannya, maka ia berhak memulai permainan.
3. Pemain harus menjawab pertanyaan tiap kali poin mendarat disalah satu kolom. Jika pemain bisa menjawab pertanyaan dari banker, maka pemain berhak membeli atau tidak kolom tersebut
4. Jika pemain berhenti dikolom milik pemain lain,maka pemain tersebut akan mendapat pertanyaan dari pemilik tanah. bila pemain bisa menjawab pertanyaan maka ia berhak melempar dadu. Namun ia tidak dapat menjawab maka ia harus membayar sewa tanah secara utuh.
5. Bagi para pemain yang berhenti diwilayah penjara, harus membayar denda sebesar Rp 50.000
6.Jika pemain berhenti pada kolom free question, maka pemain bebas dari pertanyaan
7.Jika pemain berhenti pada wilayah chance dan community chance, pemain wajib mengambil satu buah kartu yang telah tersedia
8.  Permainan akan selesai apabila hanya tersisa satu orang pemain yang mempunyai banyak harta.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Arah dan tujuan penelitian tindakan ini yaitu demi kepentingan siswa dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan, (Arikunto, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 167 Rejang Lebong, subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 16 orang, terdiri dari 9 siswa perempuan.dan 7 orang siswa laki-laki

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang-ulang yang menurut Arikunto (2011) mencakup empat langkah yaitu Perencanaan; Pelaksanaan tindakan; Pengamatan; dan Refleksi. Proses perencanaan Siklus I dengan mempersiapkan buku pelajaran, perlengkapan dan bahan untuk membuat MONIKA, menyiapkan lembar evaluasi, menentukan observer dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok.Tindakan pengamatan dilakukan secara bersamaan dengan bantuan teman sejawat (kolaborasi). Pengamatan dilakukan dengan alat bantu yakni lembar observasi Aspek yang diamati antara lain kegiatan awal yang meliputi apersepsi, pemberian motivasi belajar, menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti diantaranya; (1) pertama guru menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan. (2) guru mengajak siswa untuk mengemukakan suatu pokok yang akan dijadikan suatu permasalahn yang hendak dikaji. Kemudian siswa bersaman-sama merumuskan hipotesis atau masalah yang relevan sesuai dengan pokok permasalahan (3) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan mengingatkan kembali pada siswa tentang materi pada kelas sebelumnya bahwa volume prisma bergantung pada bentuk alasnya. Jika alas prisma berbentuk segitiga, volume prisma segitiga adalah ( alas x tinggi) x tinggi. Hal tersebut berlaku pada prisma segiempat, segilima, dan seterusnya hingga prisma segi-n. Kemudian barulah memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk mengumpulkan informasi atau data yang ada hubungannya dengan bangun limas dan mengkaji hasil pengelolahan data yang terkumpul. (4) guru meminta siswa untuk menganalisis data berdasarkan hasil penemuan dan pemahaman konsep yang didapat. Kemudian siswa menghubungkannya dengan penanaman konsep yang telah diberikan guru sebelumnya. Dari hasil menakar, siswa mengetahui prisma bisa terisi penuh dengan 3 kali takar dari limas. Dengan kata lain, volume prisma sama dengan 3 kali volume limas. Dapat diformulasikan sebagai berikut:
Volume Prisma = 3 x Volume Limas
Volume Limas =  x Volume Prisma
Telah diketahui bahwa Volume Prisma = La x t maka,
Volume Limas =  x luas alas × tinggi (dengan catatan luas alas  bergantung pada bentuk alas)
Kegiatan akhir pembelajaran meliputi; (1) guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan sesuai dengan hasil yang diperoleh. (2) untuk memahami lebih lanjut akan volume limas, guru menyuruh setiap kelompok mengerjakan berbagai latihan soal yang terdapat dalam media MONIKA dengan cara memainkannya. (3) guru melakukan evaluasi agar tidak terjadi multitafsir dalam menentukan rumus volume limas.

Kegiatan refleksi siklus I dilakukan setelah proses pengolahan data, baik data yang diperoleh dari pengamatan maupun post test setiap siklusnya. Hasil refleksi ini dijadikan pedoman untuk penyusunan rancangan bagi pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.

Instrumen penelitian yang digunakan yakni lembar non tes dan lembar tes yang meliputi lembar pengamatan guru, lembar pengamatan siswa. Teknik pengumpulan data meliputi pengamatan langsung, dokumentasi, dan tes hasil belajar. Sedangkan teknik analisis data meliputi lembar penilaian aktivitas guru, lembar penilaian aktivitas siswa dengan skor tertinggi untuk tiap butir pengamatan adalah 3 (baik), skor terendah untuk tiap butir pengamatan adalah 1 (kurang) dan data hasil tes diolah menggunakan rumus nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemerolehan data dari pengamatan yang dilakukan oleh observer baik siklus 1 maupun siklus II dalam penelitian ini dituangkan dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1 Rekapitulasi Data Pengamatan Aktivitas Guru & Siswa pada Siklus I & II
No
Pengamat
Siklus 1
Siklus II
AG
AS
AG
AS
1.
I
31
30
37
34
2.
II
30
31
36
35
Total skor
61
61
73
69
Rata-rata skor
30,5
30,5
36,5
34,5
Kriteria
Cukup
Cukup
Baik
Baik

Dari tabel 1 di atas, terlihat terjadi peningkatan aktifitas guru dan siswa di setiap siklusnya. Aktifitas guru pada siklus 1 meningkat dari skor 30,5 dengan kriteria cukup  menjadi 36,5 pada siklus II dengan kriteria baik. Hal serupa juga terjadi pada aktifitas siswa, skor pada siklus 1 yakni 30,5 dengan kriteria cukup kemudian meningkat menjadi 34,5 pada siklus II dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran menjadi lebih baik.
Tabel 2 Analisis Hasil Tes Siklus I & II
Konten
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus II
Jumlah seluruh siswa
16 siswa
16 siswa
16 siswa
Jumlah siswa yang mengikuti tes
16 siswa
16 siswa
16 siswa
Jumlah siswa yang tergolong tuntas
9 siswa
12 siswa
14 siswa
Jumlah siswa yang tergolong belum tuntas
7 siswa
4 siswa
2 siswa
Nilai rata-rata
59,7
71,2
78,2
Persentase ketuntasan belajar
64,3%
75%
81,8%
Ada beberapa hal pada siklus I yang perlu diperbaiki pada siklus ke II. Kekurangan-kekurangan yang ditemui pada siklus I antara lain (1) Beberapa siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan pada saat guru memberikan tugas (2) Kurangnya pemberian penguatan (3) kurang memberikan bimbingan kepada kelompok yang menemui kesulitan dalam menemukan konsep matematika yang sedang dipelajari, (4) Guru tidak menginformasikan langkah kerja secara jelas sehingga dalam pelaksanaan diskusi kelompok masih ada kelompok yang yang tidak paham dengan apa yang harus dikerjakan. Kemudian pembelajaran pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada siklus II ini kekurangan-kekurangan pada siklus I diperbaiki, sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.
Dari tabel 2 di atas, terlihat bahwa ketuntasan hasil belajar secara individu meningkat dari sebelumnya 9 orang menjadi 12 orang pada siklus I kemudian menjadi 14 orang pada siklus II. Rata-rata kelas pun meningkat dari 59,7 pada tahap pra siklus menjadi 71,2 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 78,2 pada siklus II, dengan persentase ketuntasan belajar dari 64,3% menjadi 75% pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 81,8% pada siklus II. Berikut disajikan diagram data hasil pengamatan keseluruhan.

Diagram 1 Peningkatan Aktivitas Guru, Siswa & Hasil Tes pada Siklus 1 & II


Refleksi, pada tahap ini ada beberapa hal yang harus diperbaiki di aspek kognitif pada siklus I yaitu lebih intensif lagi membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses penemuan sebuah konsep Matematika sehingga hasil belajar pada siklus II meningkat dan bisa dikatakan berhasil. Sedangkan dari aspek pengamatan ada 2 aspek yang harus diperbaiki, dari siklus I dan II yakni cara meningkatkan kepercayaan diri siswa dan keberanian siswa dalam bertanya untuk pemecahan masalah dan menarik kesimpulan.


SIMPULAN
Dari uraian hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Penerapan model Inkuiri berbantuan media MONIKA dapat meningkatkan aktivitas guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan guru pada siklus 1 yang memperoleh rata-rata 30,5 dengan kriteria cukup, meningkat menjadi 36,5 pada siklus II dengan kriteria baik. Hal yang sama juga terjadi pada  aktivitas siswa. skor pada siklus 1 yakni 30,5 dengan kriteria cukup kemudian meningkat menjadi 34,5 pada siklus II dengan kriteria baik. Hasil belajar siswa pada aspek kognitif juga mengalami peningkatan dengan rata-rata kelas dari 59,7 pada tahap pra siklus menjadi 71,2 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 78,2 pada siklus II, dengan persentase ketuntasan belajar dari 64,3% menjadi 75% pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 81,8% pada siklus II.

SARAN

Terkait dengan penerapan model Inkuiri berbantuan media MONIKA,  penulis memiliki beberapa saran yaitu. (1) guru sebaiknya jelas dalam menyampaikan tahapan pembelajaran model Inkuiri berbantuan media MONIKA agar siswa tidak bingung terhadap hal-hal yang harus dikerjakannya. (2) guru juga harus memperhatikan alokasi waktu dalam menerapkan model ini, sehingga tahapan-tahapan yang telah di tentukan selama proses pembelajaran tidak ada yang terlewatkan. (3) persiapkan perlengkapan media MONIKA dengan matang. Mulai dari persiapan soalnya hingga penjelasan tata cara permainan dengan detail
  

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media
Depdiknas. 2004. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
            Jakarta: BSNP
Domili, Yolis U. Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang Melalui Metode Penemuan pada Siswa Kelas V SDN 1 Momalia Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (http://kim.ung.ac.id) diakses 4 Januari 2017
Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT.
            Remaja Rosdakarya
Karso. 2004. Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka

Kurniawan. 2013. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS), diunduh dari
            http://kurniawansahaja.blogspot.com pada Tanggal 6 Agustus 2017
Nurhayati, Etyn. 2014. Penggunaan Media Gambar Seri dalam Pembelajaran Menulis Kelas IV SD YPKP 1 Sentani Kab. Jayapura Papua. J. TEQIP, Tahun V, Nomor 1, Halaman 82.
Rusnita, Desi. 2014. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika tentang Faktor Bilangan dan FPB Melalui Media Kertas di kelas IVB SDN 08 Kepahiang Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian Tindakan Kelas
Sumiati & Asra. 2009. Metode Pembelajaran Pendekatan Individual. Bandung. Rancaekek Kencana
Sunoko, dkk. 2012. Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Melalui Pemanfaatan Media Iklan Siswa Kelas V SDN Baureno Kab. Bojonegoro. J. TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Halaman 23.
Sutrisno & Hidayah, Nurul. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Opersi Hitung Campuran Bilangan Berpangkat Tiga dengan Media Pembelajaran Molikur-13 di kelas VI SDN 010 Malinau Kota. J. TEQIP, Tahun V, Nomor 2, Halaman 226.
Sanjaya, Wina 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.  Jakarta: PT Kencana
Sudjana.1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, diakses online di: WWW.fitriandianieikanrog.wordpres.com pada tanggal 24 maret 2017 )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANFAATAN APLIKASI VIDEOSCRIBE & KINEMASTER DALAM PEMBUATAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA

REVOLUSI INDUSTRI 4.0