REVOLUSI INDUSTRI 4.0


REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
Mari MemBATIK (Mewujudkan Siswa yang Berkarakter, Aktif, Kreatif, & Kompetitif) dengan Kinemaster
Dewina Cahya Ningsih

P
endidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh semua orang di dunia. Hasil pendidikan di Indonesia secara keilmuan masih di bawah negara berkembang lainnya, misalnya dalam hasil PISA tahun 2012 yang menyatakan bahwa mayoritas peserta didik di Indonesia pada usia 15 tahun belum memiliki keterampilan literasi dasar (membaca, matematika, sains). Meskipun demikian, pendidikan di Indonesia tetap memiliki kelebihan dengan negara lain dengan dasar pendidikan Pancasila yang berakar pada keberagaman budaya bangsa dan mengedepankan karakter sebagai hal yang dipandang urgen dalam menghadapi tantangan hidup abad 21.
           Bicara mengenai tantangan hidup abad 21 pastilah berkaitan dengan perkembangan revolusi industri saat ini. Revolusi yang dikenal dengan RI 4.0 begitu kita menyebutnya, merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang dimulai pada abad ke-18.
       Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan dan kompleksitas yang lebih luas. Revolusi industri terkini mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas.  Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu tanpa terkecuali.
            Banjir informasi seperti yang diprediksikan Futurollog Alvin Tofler (1970) menjadi realitas yang ditemukan saat ini. Melimpahnya informasi tentunya tidak hanya membawa pengaruh positif tetapi juga negatif. Sebagai contoh, menipisnya rasa kepedulian antar sesama menjadi salah satu indikator pergeseran nilai yang diakibatkan oleh kemajuan zaman. Hal tersebut tentunya bukanlah yang kita inginkan. Maka dari itu, guru sebagai ujung tombak pendidikan harus mampu menyesuaikan diri terhadap kemajuan teknologi namun tetap berpegang teguh dengan Pancasila dalam menumbuhkan dan menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Sehingga siswa tidak hanya menjadi melek teknologi dan informasi tetapi juga menjadi insan yang kamil. Untuk menjawab tantangan hidup abad 21 diperlukan pula pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan perkembangan abad 21.
          Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan teknologi. Teknologi dan Media Informasi beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan yang signifikan. Semakin mudahnya akses informasi membuat semua orang hingga ke pelosok negeri dapat terhubung dalam sebuah jejaring sosial. Sehingga pembelajaran abad 21 diharapkan mampu mempersiapkan generasinya untuk melek akan kemajuan teknologi dan informasi yang berkembang begitu cepat. Dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat berdampak pada berbagai aspek kehidupan termasuk pada proses pembelajaran.
         Proses pembelajaran yang menarik harus terdapat interaksi multi-arah yang cukup dalam berbagai bentuk komunikasi serta menggunakan berbagai sumber belajar yang kontekstual sesuai dengan materi pembelajaran. Guru harus berusaha menciptakan pembelajaran melalui berbagai pendekatan, metode atau model pembelajaran, termasuk penggunaan TIK. Sebagai contoh, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari istilah-istilah yang berkaitan dengan ciri-ciri khusus pada hewan dan tumbuhan dari berbagai sumber, termasuk dari sumber media atau internet.
             Melihat realita yang ada di lapangan, sangat minim sekali guru yang dapat mengintegrasikan pembelajaran dengan penggunaan teknologi. Tidak jarang guru menilai, penggunaan teknologi justru membuat sulit pembelajaran di kelas, penggunaan teknologi belum cocok digunakan untuk sekolah yang berada di daerah terpencil. Lebih lanjut, kendala penggunaan teknologi lainnya yakni kompetensi TIK guru yang belum memadai, TIK di sekolah yang terbatas, mahalnya biaya pengadaan dan penggunaan fasilitas TIK, kurangnya kepercayaan diri guru dalam menggunakan dan melaksanakan pembelajaran dengan TIK, serta sikap guru dan resistensi yang melekat terhadap perubahan.
        Berdasarkan Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik & Kompetensi guru Kompetensi Pedagogik No.5 yakni memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dan Kompetensi Profesional No.24 yakni memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri”. Salah satu usaha untuk mewujudkan terciptanya kompetensi seperti yang disebutkan di atas adalah pembuatan bahan ajar berbasis TIK.
           Bahan ajar adalah segala bentuk konten baik teks, audio, foto, video, dan animasi yang dapat digunakan untuk belajar. Lebih lanjut, menurut Hamdani (2011) bahan ajar merupakan informasi, alat atau teks yang diperlukan oleh guru untuk perencanaan implementasi pembelajaran. Bahan ajar memiliki peran penting dalam perencanaan pembelajaran dan proses pembelajaran.
Bahan ajar berbasis TIK adalah bahan ajar yang disusun dan dikembangkan dengan mengunakan alat bantu TIK untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas (Fajar: 2010­)
         Karakteristik bahan ajar berbasis TIK antara lain: (1) memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun teknologi jaringan), (2) memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran menjadi menarik, (3) memanfaatkan teknologi elektronik, di mana guru dan peserta didik, peserta didik dan sesama peserta didik, dapat saling terhubung di mana saja dan kapan saja, (4) menggunakan bahan ajar bersifat mandiri  sehingga dapat diakses kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukan, (5) memanfaatkan pertukaran data (sharing information) secara interaktif (Zulkarnaen: 2016 )
         Adapun keunggulan bahan ajar berbasis TIK adalah sebagai berikut. (1) membuat konkret konsep yang bersifat abstrak, (2) dapat membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar, (3) mempermudah interaksi, (4) dapat menampilkan objek yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang.
          Dalam kegiatan pembelajaran, pengggunaan bahan ajar berbasis TIK memungkinkan peserta didik dapat mempelajari kompetensi dasar secara runtut, sistematis, interaktif dan inovatif sehingga diharapkan semua kompetensi tercapai secara utuh dan terpadu. Penggunaan bahan ajar berbasis TIK pun dapat sangat membantu guru dalam membuat konkret konsep yang abstrak.
Salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bahan ajar berbasis TIK berupa video adalah  Kinemaster. Kinemaster merupakan aplikasi mobile yang secara khusus dirancang untuk membantu pengguna Android dan Ios dalam memodifikasi video, dari video biasa menjadi video yang lebih menarik. Aplikasi ini memudahkan pengguna melakukan editing video dengan semua tools yang sudah disediakan di menu tampilan. Dengan hanya beberapa sentuhan, pemaduan tema, animasi, dan efek dapat menghasilkan sebuah karya imajinasi layaknya seorang editor video profesional.
          Untuk bisa menjalankan aplikasi ini, smartphone haruslah bersistem operasi Android dengan versi 4.1 (Jelly Bean) ke atas. Format file yang didukung untuk video yaitu mp4, 3gp, dan mov. Kemudian untuk audio, format yang didukung antaranya mp3, m4a, dan aac.
Berikut tools yang ada pada aplikasi Kinemaster serta fungsinya.
·         Precition editing: melakukan pemotongan frame demi frame  serta dapat mengatur timing klip audio dan memisahkan menjadi sub frame sehingga akan menghasilkan video yang presisi.
·         Instant preview: melihat preview video yang sedang diedit tanpa harus menunggu import dan render.
·         Multi track audio:  menambahkan audio hingga 4 audio tambahan
·         Multiple layer: menambahkan text, photo, tulisan tangan atau hand writing dan layer stiker.
·         Color adjustment: menambah filter warna pada video, saturasi video, mengatur brightness video, contrast video dan sebagainya.
·         Speed control: mengubah kecepatan video sesuai dengan yang diinginkan. Kecepatan video dapat diatur dari 0.5x hingga 1.5x.
·         Voice recording: melakukan perekaman suara saat melakukan preview video untuk kemudian dapat ditambahkan pada video lebih presisi.
·         Pro audio features: membuat berbagai format audio, mengatur besar kecil volume audio sesuai  yang dinginkan.
·         Chroma key: melakukan penggabungan foto dan video menggunakan green screen.
Cara Mengedit Video dengan Aplikasi Kinemaster
1.    silahkan persiapkan sebelumnya bahan bahan yang diperlukan seperti video, gambar, musik, logo, watermark dan sebagainya.
2.    Memulai mengedit video → klik media browser → silahkan buka atau cari file yang diinginkan → klik tanda centang jika sudah selesai
3.    Memotong video → klik area video yang ada dibawah → tanda gunting
4.    Mempercepat dan Memperlambat video → klik area video yang ada dibawah → tanda jam
5.    Menambahkan teks pada video → pilih layer → tambahkan teks → pilih warna dan font sesuai keinginan
6.    Menambahkan musik → klik audio → cari file  mp3 yang diinginkan → cara memotongnya nanti pada halaman utama Kinemaster
7.    Menambah gambar dan logo atau watermark → klik layer → gambar  → setelah diterapkan ke video, sesuaikan ukuran besar dan kecilnya
8.    Mempercantik tampilan gambar → klik area pengeditan gambar di bawah → akan muncul  beberapa fitur, mulai dari tampilan dan semacamnya, tinggal pilih sesuai keinginan
Masih banyak cara yang dapat kita lakukan dengan aplikasi ini. Tergantung bagaimana memahami fitur-fitur yang ada di dalamnya.
           Selama proses pembelajaran berlangsung, penanaman karakterpun hendaknya terus disisipkan agar membentuk sikap dan perilaku anak yang sejalan dengan nilai-nilai  Pancasila.  Guru dapat membentuk karakter anak melalui materi bahan ajar yang akan ditampilkan, misalnya guru dapat membuat sebuah video pembelajaran mengenai bijaklah dalam menggunakan kertas (materi ini terdapat di kelas IV semester 1 tema Selalu Berhemat Energi, Sub Tema Manfaat Energi). Melalui video pembelajaran tersebut, guru dapat menyampaikan pesan sekaligus informasi bahwa sebenarnya untuk membuat 1 rim kertas dibutuhkan satu pohon yang berumur lima tahun dan sebaiknya pemakaian kertas diiringi dengan penanaman pohon.
         Melalui bahan ajar berupa video pembelajaran pula, siswa diharapkan menjadi aktif dalam kegiatan positif di kelasnya seperti aktif bertanya, mencari informasi, mencoba hal baru  yang masih berkaitan dengan pembelajaran dan secara tidak langsung dapat meningkatkan sisi kreatif siswa itu sendiri. Sebagai contoh, guru dapat menampilkan video pembelajaran cara membuat sebuah prakarya. Siswa dapat belajar dari video mengenai langkah-langkah pembuatan sebuah prakarya yang kemudian siswa dapat meniru bahkan memodifikasi prakarya tersebut.
Dengan kemampuan yang dimiliki guru dalam membuat bahan ajar berbasis TIK yang interaktif dan menarik diharapkan dapat membantu guru dalam membentuk siswa yang berkarakter, aktif, kreatif dan kompetitif (BATIK).
DAFTAR PUSTAKA
Fajar, Ibnu. 2010. Panduan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TIK, http://www.
ibnufajar75.wordpress.com/panduan-penyusunan-bahan-ajar-berbasis-tik.html Diunduh di PUT, 06 September 2018
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Sinaga, Zulkarnaen. 2016. Desain Bahan Ajar Berbasis TIK,
https://www.zulkarnaensinaga18.Wordpress.com/desain-bahan-ajar-berbasis-tik/
Diunduh di PUT, 06 September 2018
Zuhairistain. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT,



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANFAATAN APLIKASI VIDEOSCRIBE & KINEMASTER DALAM PEMBUATAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA