HAKIKAT PERKEMBANGAN, TEORI DASAR PERKEMBANGAN, DAN PERKEMBANGAN PRANATAL

HAKIKAT PERKEMBANGAN

Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan yang terjadi pada individu secara progresif mulai dari masa konsepsi sampai akhir hayat. Psikologi perkembangan adalah bidang keilmuan yang mempelajarinya melalui hubungan antara usia dan tahapan perkembangan yang terjadi. 
Perkembangan yang terjadi mencakup perubahan secarakualitatif dan kuantitatif (yang kemudian disebut dengan pertumbuhan). Secara kualitatif, individu berkembang menurut fungsi diri seperti kemampuan, sikap, dan sifat  yang tidak dapat diukur kapasitasnya. Sedangkan secara kuantitatif, individu berkembang menurut struktur dan ukuran tubuh seperti tinggi badan, beratbadan, dan ukuran otak yang dapat diukur perubahannya.
Terdapat dua proses berlawanan yang terjadi dalam perkembangan, yaitu : pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi. Selain itu, perkembangan tak akan lepas dari adanya kematangan dan pengalaman individu. Individu yang telah matang kondisi psikis atau fisiknya akan mengalami perubahan secara progresif sehingga akan terjadi tanggapan dan jalinan interaksi majemuk yang terintegrasi menjadi pengalaman. Kemudian individu dapat dikatakan berkembang.
Menurut Bower, perkembangan memiliki sifat berkesinambungan maksudnya perkembangan merupaka proses siklik dengan berkembangnya berbagai kemampuan yang kemudian akan menghilang dan dapat muncul kembali pada tahapan usia berikutnya. Artinya perubahan yang terjadi tidak selalu berupa peningkatan namun merupakan serangkaian gelombang secara keseluruhan proses perkembangan yang terjadi secara berulang. Seringkali polanya mengikuti kurva berbentuk lonceng, dimana pada awal kehidupan terjadi peningkatan, di usia pertengahan cenderung mendatar, dan pada akhirnya mengalami penurunan namun dinamika perkembangan itu ke semuanya merupakan sebuah satu kesatuan yang saling terkait.


Prinsip – Prinsip Perkembangan
Adanya perubahan
Keadaan manusia selalu dinamis, akan selalu terjadi perubahan – perubahan mulai masa konsepsi hingga kematian tiba. Perubahan yang akan terjadi, meliputi :
Perubahan ukuran ;fisikàtinggi, berat, organ dalam tubuh; mental à memori, penalaran, persepsi, dan imajinasi.
Perubahan proporsi à perubahan  perbandingan antara kepala dan tubuh
Hilangnya ciri lama àciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinyaberganti dengan sikap prososial.
Munculnya ciri baru àhilangnya sikap egosentrisme pada anak akan memunculkan cirri baru yaitu sikap yang prososial.

Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya
Masa lima tahun pertama pada anak merupakan masa – masa yang paling krusial dalam sepanjang rentang kehidupan. Pada masa inilah dikenal dengan istilah golden age atau masa keemasan pada tahap perkembangan manusia. Kemampuan bawaan anak akan dipengaruhi pula oleh lingkungan tempat anak menghabiskan masa kecilnya.
Dasar – dasar permulaan yang meliputi sikap kritis, sikap, kebiasaan, dan pola perilaku yang dibentuk selama tahun – tahun pertama kehidupan akan sangat menentukan seberapa jauh individu berhasil beradaptasi dalam kehidupan ketika mereka bertambah usia.

Perkembangan adalah hasil proses kematangan dan belajar
Kematangan adalah terbukanya sifat – sifat bawaan individu. Kematangan sebagai pondasiuntuk belajar dan menentukan pola – pola umumdan urutan perilaku yang lebih umum. Misalnya dalam fungsi phylogenetik yaitu merangkak -> duduk ->berjalan.
Belajar adalah perkembangan yang berasal dari proses latihan dan usaha pada pihak individu. Dalam fungsi ontogenik misalnya seperti fungsi – fungsi yang terdapat khusus pada individu yaitu menulis, mengemudi, atau berenang.
Terdapat tiga fakta tentang keterhubungan kematangan dan belajar pada perkembangan, yakni :
Kemajemukan kepribadian, pola – pola, dan sikap – sikap terdapat pada individu merupakan hasil dari kematangan dan belajar.
Kematangan memberi batasan dimana perkembangan tidak dapat memperoleh kemajuan sekalipun dengan metode balajar yang paling disukai dan dengan motivasi yang kuat dari pihak yang belajar.
Kesiapan perkembangan atau kesiapan belajar akan menentukan kapan belajar itu dapat atau harus dilakukan.

Pola perkembangan dapat diramalkan
Pola perkembangan fisik dan motor mengikuti hukum arab perkembangan sebagai berikut :
Hukum Chepalocaudal, perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh berawal dari kepala menuju kaki.
Hukum Proxmodistal, perkembangan dari yang dekat ke jauh. Kemampuan jari jemari seorang anak berawal dari pergerakan lengan terlebih dahulu.

Pola perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan
Pola perkembangan berkarakteristik ditandai dengan adanya dua periode, yaitu equilibrium, jika individu mampu dengan mudah beradaptasi dengan tuntutan lingkungan dan berhasil dalam beradaptasi dengan pribadi maupun dengan sosialnya. Pola kedua, disequilibrium –jika individu mengalami kesukaran dalam beradaptasi akibatnya proses adaptasi dengan diri sendiri maupun social menjadi buruk. Keduanya berpotensi memengaruhi tahapan berikutnya.


Perbedaan individu dalam perkembangan
Dobzhansky, “Setiap orang secara biologis dan genetis benar – benar berbeda satu dari yang lainnya, bahkan dalam kasus bayi kembar.”
Meskipun setiap individu memiliki pola perkembangan yang sama, namun masing – masing individu memiliki cara dan kecepatannya sendiri. Beberapa individu berkembang dengan lancar, tepat dengan usianya. Beberapa individu yang lain berkembang dengan pergerakan yang cukup pesat, sedangkan individu yang lainnya lagi mengalami perkembangan yang menyimpang..
Perbedaan yang dimiliki oleh tiap individu tidak lepas dari faktor genetik dan lingkungan individu yang berbeda – beda pula.

Periode pola perkembangan
Periode dalam pola perkembangan, meliputi : pralahir, masa neonatus,masa bayi, masa kanak – kanak awal, masa kanak – kanak akhir, dan masa puber.
Dalam setiap periode terdapat keseimbangan dan ketidakseimbangan serta pola perilaku normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut perilaku bermasalah.

Adanya harapan social untuk setiap periode perkembangan
Setiap kelompok budaya memiliki harapan kepada anggotanya untuk dapat menguasai keterampilan tertentu pada usia – usia yang telah ditentukan. Hal demikian disebut dengan tugas – tugas perkembangan. Dimana individu mulai dituntut untuk memenuhi harapan – harapan dan standar yang telah ditentukan oleh lingkungan tempat dimana ia tinggal.

Setiap tahap perkembangan memiliki risiko
Rentang kehidupan dihubungkan dengan risiko perkembangan tertentu, baik dalam segi fisik, psikis, lingkungan, maupun masalah – masalah adaptasi yang tak dapat dihindari. 

Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode dalam pola perkembangan
Tahun – tahun pertama kehidupan biasanya individu akan mengalami masa yang paling bahagia sedangkan pada masa puber merupakan masa – masa paling tidak bahagia. Seringkali ditemui bahwa banyak sekali anak – anak yang dapat bermain dengan suka cita, sedangkan ditemui pula remaja yang frustrasi dan mudah berputus asa.

III. Tugas – Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikut; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakkan, dan kesulitan – kesulitan dalam menuntaskan tugas – tugas berikuntya (Robert Havighurst, 1961).
Berdasarkan rentang usia tahapan perkembangan, menurut Havighurst tugas – tugas perkembangan dibagi menjadi berikut ini :
Masa Bayi dan Masa Awal Kanak – Kanak (0 – 6tahun)
Belajar berjalan (9 – 15bulan)
Belajar memakan makanan padat
Belajar berbicara
Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh (<4 tahun)
Belajar mengenal perbedaan seks dan tata caranya
Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
Membentuk konsep – konsep (pengertian)
Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
Mempersiapkan diri untuk membaca
Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.

Akhir Masa Kanak – Kanak (6 – 12tahun)
Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan – permainan umum
Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh
Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya
Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita
Mengembangkan keterampilan – keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung
Mengembangkan pengertian – pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari – hari
Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai
Mengembangkan sikap terhadap kelompok – kelompok social dan lembaga – lembaga
Mencapai kebebasan pribadi

Remaja (12 - 18 tahun)
Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
Mencapai peran social pria dan wanita
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
Mengharapkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang – orang dewasa lainnya
Mempersiapkan karir ekonomi
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
Memperoleh peringkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideology

Awal Masa Dewasa (18 – 40 tahun)
Mulai bekerja
Memilih pasangan
Belajar hidup dengan tunangan
Mulai membina keluarga
Mengasuh anak
Mengelola rumah tangga
Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
Mencari kelompok social yang menyenangkan

Masa Usia Pertengahan (40 – 60 tahun)
Mencapai tanggung jawab social dan dewasa sebagai warga negara
Membantu anak – anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia
Mengembangkan  kegiatan – kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini
Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua
Masa Tua (>60 tahun)
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan keluarga)
Menyesuaikan diri dengan kematian bersama pasangan hidup
Membentuk hubungan dengan orang – orang yang seusia
Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
Menyesuaikan dengan peran social secara luwes

Metode Penelitian
Metode Umum
Metode umum memberikan lebih banyak data mengenai keseluruhan perkembangan atau beberpa aspek dari objek penelitian. Selain itu juga meninjau pengaruh faktor endogen (bawaan) dan oksigen (lingkungan, khususnya kebudayaan). Metode umum dibagi lagi menjadi beberapa metode, diantaranya sebagai berikut :

Metode Cross-Sectional
Suatu metode yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap beberapa kelompok individu dalam jangka waktu yang relatif singkat. Penelitian dilakukan kepada kelompok individu dengan tingkatan usia yang berbeda – beda.
Contoh : Meneliti sekelompok anak berusia 5 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun. Kelompok anak usia remaja dan orang dewasa berusia 17 tahun, 25 tahun, dan 45 tahun. Kelompok variable terikat : IQ, memori, relasi teman sebaya, kedekatan dengan orang tua, perubahan hormone, dan lain – lain.

Metode Longitudinal
Suatu metode dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki individu dalam jangka waktu yang lama. Dengan metode ini biasanya diteliti beberapa aspek tingkah laku pada satu/dua orang yang sama dalam waktu beberapa tahun.
Contoh : Mengikuti perkembangan seseorang dalam jangka waktu tertentu, seperti selama masa kanak – kanak atau mengikuti perkembangan seseorang selama masa remaja.

Metode Sekuensial
Metode sekuensial ini merupakan kombinasi dari metode cross-sectional dan longitudinal. 
Contoh : Pendekatan dimulai dengan studi cross-sectional yang mencakup individu dari usia yang berbeda. Berbulan – bulan setelah pengukuran awal, individu yang sama diuji lagi (aspek longitudinal). Pada waktu selanjutnya, sekelompok subjek baru diukur pada masing – masing tingkat usia. Kelompok baru pada masing – masing tingkat ditambahkan pada waktu berikutnya untuk mengontrol perubahan yang gugur dari studi, pengujian ulang mungkin telah meningkat kinerja mereka.

Metode Cross-Cultural
Suatu metode dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor – faktor lingkungan atau kebudayaan yang berpengaruh terhadap perkembangan individu. Pendekatan ini, banyak digunakan untuk mengetahui perbedaan – perbedaan atau persamaan – persamaan perkembangan anak pada beberapa latar belakang kebudayaan yang berbeda – beda, baik melalui percobaan, maupun tes pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan pengumpulan data lainnya untuk diolah dan dianalisa persamaan dan perbedaannya.
Contoh : Ingin mengetahui tentang besar kecilnya pengaruh dari faktor social, ekonomi, pola pengasuhan, dan gaya hidup terhadap cirri kepribadian dan perkembangan kognitif.

Metode Spesifik
Metode spesifik adalah cara – cara khusus yang digunakan untuk mengetahui gejala perkembangan yang sedang timbul pada suatu tahapan perkembangan. Metode spesifik dibagi lagi menjadi beberapa metode, diantaranya sebagai berikut :

Metode Observasi
Suatu metode yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku yang munculpada suatu tahapan perkembangan tertentu. Dibedakan menjadi dua macam observasi, yakni:
Observasi Alami : pengamatan tingkah laku yang terjadi secara alami tanpa dikontrol oleh pengamatnya.
Observasi Terkontrol : dilakukan bilaman lingkungan tempat anak berada diubah sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga akan  muncul – muncul respon yang diharapkan.

Metode Eksperimen
Penelitian dilakukan dengan kegiatan percobaan pada individu untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Metode Klinis
Merupakan kombinasi dari metode observasi dan eksperimen. Dilakukan dengan cara mengamati objek penelitian, kemudian dilakukan percakapan dan proses tanya-jawab untuk menggali informasi.

Metode Tes
Metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu terhadap objeknya. Merupakan instrumen penting dalam kegiatan penelitian bidang psikologi kontemporer untuk mengetahui jenis kemampuan, minat, sikap, dan hasil kerja.

 Teori – Teori Dasar Perkembangan

Teori Nature
Terbentuknya sifat/perilaku manusia melalui proses biologis yang lebih terfokus pada genetik, hormon, dan proses hereditas lainnya . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri tertulis bahwa nature berarti sifat; watak; pembawaan. Sampai pada batas tertentu, perkembangan kita diprogram oleh kode genetik yang kita warisi. Beberapa ahli filosofi seperti Plato dan Descrates berpendapat bahwa ada beberapa hal yang telah manusia miliki sejak dia lahir, terjadi begitu saja, tanpa campur tangan dari lingkungan di sekitarnya.

Teori Nurture
Mengacu pada kondisi lingkungan dan yang mendukung pengembangan. Faktor-faktor nurture yang mempengaruhi perkembangan manusia bisa berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat, bahkan faktor ekonomi dan budaya pun juga termasuk kedalamnya. John Locke adalah seorang pemikir yang berpendapat bahwa manusia dilakukan dalam keadaan tabula rasa, tidak memiliki apa-apa. Apapun yang ada dalam diri kita, termasuk ilmu pengetahuan kita berasal dari pengalaman-pengalaman yang telah kita alami.

Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di atas yang menyatakan bahwa pembawaan dan pengalaman memiliki peranan dalam mempengaruhi dan menentukan perkembangan individu.
Faktor pembawaan manusia dalam teori ini disebut sebagai faktor endogen yang meliputi faktor kejasmanian seperti kulit putih, rambut keriting, rambut warna hitam. Selain faktor kejasmanian faktor ada juga faktor pembawaan psikologis yang disebut dengan temperamen. Temperamen berbeda dengan karakter atau watak. Karakter atau watak adalah keseluruhan ari sifat manusia yang namapak dalam perilaku sehari-hari sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan dan bersifat tidak konstan. Jika watak atau karakter bersifat tidak konstan maka temperamen bersifat konstan. Selain temperamen dan sifat jasmani, faktor endogen lainnya yang ada pada diri manusia adalah faktor bakat (aptitude). Aptitude adalah potensi-potensi yang memungkinkan individu berkembang ke satu arah.
Untuk faktor lingkungan yang dimaksud dalam teori ini disebut sebagai faktor eksogen yaitu faktor yang datang dari luar diri manusia berupa pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya yang populer disebut sebagai milieu. Perbedaan antara lingkungan dengan pendidikan adalah terletak pada keaktifan proses yang dijalankan. Bila lingkungan bersifat pasif tidak memaksa bergantung pada individu apakah mau menggunakan kesempatan dan manfaat yang ada atau tidak. Sedangkan pendidikan bersifat aktif dan sistematis serta dijalankan penuh kesadaran.

Teori Perkembangan Kognitif (Jean Piaget)
Tahap-tahap perkembangan menurut piaget ini diringkas dalam tabel berikut
Tahap
Usia/Tahun
Gambaran

Sensorimotor
0 – 2
Bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik

Preoperational
2 – 7
Anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensor dan tindak fisik.

Concrete operational
7 – 11
Pada saat ini anak dapat berfikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda kedalam bentuk-bentuk yang berbeda.

Formal operational
11 – 15
Anak remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistik.


Teori Perkembangan Moral (Kohlberg)
Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral, khususnya teori Kohlberg , ialah internalisasi yakni perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal.
Teori Perkembangan moral dalam psikologi umum menurut Kohlberg terdapat 3 tingkat dan 6 tahap pada masing-masing tingkat terdapat 2 tahap diantaranya sebagai berikut :
Tingkat
Tahap

Prakovensional moralitas
Pada level ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh suatu  perbuatan, yaitu menyenangkan (hadiah) atau menyakitkan (hukuman). Anak tidak melanggar aturan karena takut akan ancaman hukuman dan otoritas.



Orientasi kepatuhan dan hukuman pemahaman anak tentang baik dan buruk ditentukan oleh otoritas. Kepatuhan terhadap aturan adalah untuk menghindari hukuman dan otoritas
Orientasi hedonistic Instrumental suatu perbuatan dinilai baik apabila berfungsi sebagai instrument untuk memahami kebutuhan atau kepuasan diri.

Konvensional
Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila mematuhi harapan otoritas atau kelompok sebaya.

Orientasi anak yang baik tindakan berorientasikan pada orang lain. Suatu perbuatan dinilai baik apabila menyenangkan bagi orang lain.
Orientasi keteraturan dan orientasi perilaku yang dinilai  baik adalah menunaikan kewajiban, menghormati otoritas dan memelihara ketertiban sosial.

Pasca konvensional
Pada level ini aturan dan institusi dari masyarakat tidak dipandang sebagai tujuan akhir. Tetapi diperlukan sebagai subjek. Anak mentaati aturan untuk menghindari hukuman kata hati

Orientasi control sosial legalistic dan semacam perjanjian antardirinya dan lingkungan sosial. Perbuatan dinilai baik apabila sesuai 
Orientasi kata hari kebenaran ditentukan oleh kata hati, sesuai dengan prisip prinsip etika universal yang bersifat abstrak dan penghormatan terhadap martabat manusia 



Teori Perkembangan Psikoseksual (Sigmund Freud)
Fase Oral (0 - 2 tahun). pada fase ini kepuasan seksual manusia berada pada aktivitas mulut. Contoh, seorang bayi yang menyusu kepada ibunya, maka bayi tersebut merasa dipuaskan di bagian mulutnya. Fase Anal (2 - 3 tahun), pada fase ini kepuasan seksual manusia berada pada aktivitas anus. Contoh, seorang bayi akan merasa puas bila aktivitas pengeluaran dari anusnya berjalan dengan baik. Fase Phalic (3 - 5 tahun), pada fase ini manusia akan mencoba mengenali identitas kelaminnya. Contoh, seoarang anak laki-laki akan meniru segala perbuatan yang dilakukan oleh Ayahnya dan seoarang anak perempuan akan meniru segala perbuatan yang dilakukan oleh Ibunya. Fase Latent (6 - 12 tahun), aktivitas seksual manusia pada fase ini cenderung tidak nampak. Hal ini terjadi karena individu sedang disibukkan dengan pencarian prestasi. Fase Genital (12 tahun ke atas), fase ini adalah fase akhir dari keseluruhan fase yang ada. Fase ini adalah fase dimana munculnya kembali aktivitas seksual manusia.

Teori Perkembangan Psikososial (Erik H. Erikson)
Developmental Stage
Basic Components

Infancy (0-1 thn)                     
Trust vs Mistrust

Early childhood (1-3 thn)          
Autonomy vs Shame, Doubt

Preschool age (4-5 thn) 
School age (6-11 thn)              
Adolescence (12-10 thn)          
Initiative vs Guilt
Industry vs Inferiority
Identity vs Identity Confusion

Young adulthood ( 21-40 thn)    
Intimacy vs Isolation

Adulthood (41-65 thn)              
Generativity vs Stagnation

Senescence (+65 thn)             
Ego Integrity vs Despair


Teori Perkembangan Belajar
Classical Conditioning – Ivan Pavlov
Classical Conditioning adalah tipe belajar dimana stimulus mendapat kapasitas untuk membangkitkan respon yang pada awalnya ditimbulkan oleh stimulus lain. Pendapat ini dikemukakan oleh Ivan Pavlov.
Mekanisme
Terdapat dua aspek stimulus, yakni Unconditioned Stimulus (US), stimulus yang secara otomatis menimbulkan respon tanpa adanya pengkondisian dan Conditioned Stimulus (CS), didahului oleh stimulus netral serta dua aspek respon, yakni Unconditioned Response (UR), respon otomatis terhadap US dan Conditioned Response (CR), respon terhadap CS yang didahului oleh pengkondisian.
Subjek yang diberi CS dan US akan menimbulkan UR sebagai respon terhadap US.  CS dan US diberikan secara berulang – ulang hingga kemudian Pavlov tidak memberikan US dan subjek tetap memberikan respon terhadap CS, respon seperti ini bisa disebut CR karena subjek memberikan respon terhadap CS setelah diberikan pengkondisian (yaitu pemberian US).

Operant Conditioning – B. F. Skinner
Operant Conditioning adalah tipe belajar dimana tanggapan/respon datang dikontrol oleh konsekuensinya, menekankan pada hubungan sebab – akibat. Dikemukakan oleh Skinner yang sebelumnya telah diteliti oleh Thorndike.
Mekanisme
Manipulasi akibat-akibat yang diberikan terhadap suatu perilaku dengan tujuan untuk menaikkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku tersebut, sehingga reinforcement perlu dilakukan secara berulang. Lingkungan mempengaruhi perilaku yang dimunculkan oleh individu dan frekuensi munculnya perilaku berubah-ubah sesuai dengan pemerkuat yang mengikutinya. Pada tipe operant conditioning, pemerkuat (reinforcement) diberikan sesudah munculnya perilaku.
Terdapat 4 prosedur operant conditioning menurut Skinner, yaitu;
Positive Reinforcement; Ketika Individu memunculkan perilaku yang diharapkan, maka pemerkuat positif (menyenangkan) diberikan.
Negative Reinforcement; Ketika individu menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan harapan, maka pemerkuat negatif (tidak menyenangkan) diberikan. 
Punishment; Jika individu menunjukkan perilaku yang diharapkan (perilaku operan) maka hukuman diberikan, jika tidak memunculkan perilaku itu, maka hukuman dihentikan.
Ommision Training; Jika individu memunculkan perilaku operan, maka pemerkuat akan dihentikan, namun jika individu tidak memunculkan perilaku operan pemerkuat menyenangkan akan diberikan.

Observational Learning - Bandura
Observational Learning merupakan tipe belajar secara langsung melalui pengamatan. Teori ini dikemukakan oleh Bandura. Ia mengidentifikasi terdapat empat hal penting yang perlu diketahui dalam proses observational learning, yakni : perhatian, daya ingat, mengolah kembali, dan motivasi.
Mekanisme
Dalam proses pembelajaran tipe ini, diperlukan model sebagai media untuk dapat diamati secara langsung. Model diharapkan memiliki pengaruh yang kuat kepada pembelajar demi terciptanya keberhasilan proses. Model pun harus mampu mengembangakan efikasi diri dan menimbulkan pemerkuat bagi pembelajar.

Teori Perkembagan Bahasa 
Bayi beru lahir sampai usia satu tahun lazim disebut dengan istilah infant artinya tidak mampu berbicara. Istilah ini memang tepat kalau dikaitkan dengan kemampuan berbicara. Perkembangan bahasa bayi dapat dibagi dua yaitu :
Tahap Perkembangan Artikulasi
Tahap ini dilalui bayi antara sejak lahir kira-kira berusia 14 bulan. Usaha kearah “menghasilkan” bunyi-bunyi itu sudah mulai pada minggu-minggu sejak kelahiran bayi tersebut. Perkembangan menghasilkan bunyi ini disebut perkembangan artikulasi, dilalui seorang bayi melalui rangkaian tahap sebagai berikut.
Bunyi Resonansi
Penghasilan bunyi, yang terjadi dalam rongga mulut, tidak terlepas dari kegiatan dan perkembangan montorik bayi pada bagian rongga mulut. Baunyi yang paling umum yang dapat dibuat bayi adalah bunyi tangis karena merasa tidak enak atau merasa lapar dan bunyi-bunyi sebagai batuk, bersin, dan sedawa.  Disamping itu, ada pula bunyi bukan tangis yang disebut bunyi “kuasi resonansi, bunyi ini belum ada konsonannya dan vokalnya belum sepenuhnya mengandung resonansi.

Bunyi berdekut
Mendekati usia dua bulan bayi telah mengembangan kendali otot mulut untuk memulai dan mengentikan gerakan secara mantap. Pada tahap ini suara tawa dan suara berdekut (cooking) telah terdengar. Bunyi berdekut ini agak mirip dengan bunyi [ooo] pada burung merpati. Bunyi yang dihasilkan adalah bunyi konsonan belakang dan tengah dengan vocal belakang, tetapi dengan resonansi penuh. Bunyi konsonannya mirip dengan bunyi [s] dan bunyi hampat velar yang mirip dengan bunyi [k] dan [g].

Bunyi Berleter
Berleter adalah mengelurkan bunyi yang terus menerus tanpa tujuan. Berleter ini biasanya dilakukan oleh bayi yang berusia antara empat sampai enam bulan.

 Bunyi Berleter Ulang
Tahap ini dilalui si anak berusia antara enam sampai sepuluh bulan. Konsonan yang mula-mula dapat diucapkan adalah bunyi labial [p] dan [b], bunyi letup alveolarm [t] dan [d], bunyi nasal [j]. Yang paling umum terdengar adalah bunyi suku kata yang merupakan rangkaian konsonan dan vocal seperti “ba-ba-ba” atau “ma-ma-ma”.

 Bunyi vakabel
Vakabel adalah bunyi yang hamper menyerupai kata, tetapi tidak mempunyai arti dan bukan merupkan tiruan orang dewasa.  Vokabel ini dapat dihasilkan oleh sang anak antara usia 11 sampai 14 bulan. 
Tahap Perkembangan Kata dan Kalimat
Kemampuan bervakabel dilanjutkan dengan kemampuan mengucapkan kata, lalu mengucapkan kalimat sederhana, dan kalimat yang lebih sempurna. 
Kata Pertama
Kemampuan mengucapkab kata pertama sangat ditentukan oleh penguasaan artikulasi, dan oleh kemampuabn mengaitkan kata dengan benda yang menjadi rujukkan (de Vilers, 1097 dalam Purwo, 1989). Pada tahap ini anak cenderung menyederhanakan pengecapannya yang dilakukan secara sistematis.
 Kalimat Satu Kata
Kata pertama yang berhasil diucapkan anak akan disusul oleh kata kedua, ketiga, keempay dan seterusnya. Kalimat satu kata yang lazim disebut ucapan holofrasis. 
Kalimat Dua kata
Yang dimaksud dengan kalimat dua kata adalah kalimat yang hanya terdiri dari dua buah kata, sebagai kelanjutan dari kalimat satu kata.
 Kalimat Lebih lanjut
Pernguasaan kalimat dua kata mencapai tahap tertentu, maka berkembanglah penyusunan kalimat yang terdiri dari tiga buah kata.
 Tahap Menjelang Sekolah
Yang dimaksud dengan menjelang Sekolah di sini adalah menjelang masuk sekolah dasr, yaitu pada waktu mereka berusia antara lima sampai enam tahun. Pendidikan di taman kanak-kanak (TK), apalagi kelompok bermain (playgrop) belum dapat dianggap sebagai sekolah, sebab sifatnya hanya menolong anak untuk siap memesuki pendidikan dasar. Ketika memasuski taman kanak-kanak anak sudah menguasai hampir semua kaidah dasr gramatikal bahanya. Dia sudah dapat membuat kalimat berita, kalimat Tanya, dan sejumlah konstuksi lain. Anak pada prasekolah ini telah mempelajari hal-hal yang di luar kosakata dan tata bahasa. Merka sudah dapat menggunakan bahasa dalam konteks social yang bermacam-macam.


Masa Pranatal
Masa prantal adalah periode perkembangan pertama dalam jangka kehidupan manusia dan secara biologis, hidup dimulaipada waktu konsepsi, yaitu pembuahan dari ovum oleh sperma, dan berakhir pada waktu kelahiran. Masa didalam kandungan atau prenatal atau masa konsepsi ini sangat penting artinya, karena merupakan awal kehidupan.

Ciri-ciri Periode Pranatal :
Kondisi yang baik dalam tubuh Ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangan bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama hal nya dengan sifat bawaan
Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode prenatal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu
Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis
Periode prenatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan sikap-sikap pada diri individu yang baru diciptakan

Pemulaian Kehidupan :
Pematangan
proses pengurangan kromosom melalui pembelahan sel, satu kromosom dari tiap pasangan kromosom dari tiap pasangan mencari sel yang belum terbelah, yang selanjutnya akan terbelah menurut panjangnya dan membentuk dua sel baru
Ovulasi
Proses lepasnya satu telur yang matang selama siklus haid
Pembuahan(fertilisasi)
yang terjadi pada masa kehamilan merupakan tahpa ketiga dari permulaan perkembangan sejak mulanya kehidupan baru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal :
Kesehatan Ibu
Gizi Ibu
Pemakaian bahan-bahan kimia Oleh Ibu
Keadaan dan ketegangan emosi Ibu
Usia orangtua atau ibu terlalu tua atau muda keduanya kurang menguntungkan bagi perkembangan bayi dalam rahim
Ada juga pengaruh bulan terakhir atau masa kelahiran
Urgensi Pranata

Walaupun masa prenatal ini relative pendek, akan tetapi penting karena enam hal berikut :
Segala sesuatu yang didapatkan dari warisan, ayng menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya ditetapkan pada masa ini
Keadaan-keadaan yang menguntungkan didalam badan Ibudapat memlihara perkembangan dari potensi-potensi yang didapatkan dari warisan, sedangkan keadaan-keadaan yang kurang baik dapat ataupun merubah pola perkembangan yang akan datang
Apabila dibandingkan dengan keadaan didalam periode-periode yang lain, dalam masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat
Sikap orang-orang yang berarti akan sangat mempengaruhi cara mereka mengahdapi si kecil, terutama dalam tahun-tahun pertama pembentukan dirinya
Periode prenatal masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikis.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANFAATAN APLIKASI VIDEOSCRIBE & KINEMASTER DALAM PEMBUATAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA

PENELITIAN DESKRIPTIF